Selasa, 25 Oktober 2011

3 Tipe Ortu


3 Tipe Ortu
Gadis Cinta Melulu

Walaupun sama-sama berperan sebagai ayah dan ibu, karakter tiap orang tua bisa jauh berbeda. Misalnya, antara ortu kita dengan ortu-nya teman atau pacar. Mereka pasti punya kebiasaan dan aturan yang nggak sama. Bahkan, boleh jadi bertolak belakang. Daripada membandingkan, mendingan kita coba ngertiin tipe orang tua kita. Ternyata, mereka bisa diibaratkan seperti jam, lho!

Ortu Tipe Jam Beker
Karakter: Memiliki kedisiplinan tingkat tinggi hingga terlihat agak cerewet. Nggak bosan-bosannya mengingatkan kita dengan “alarm”-nya.

How to deal: Kadang, gerah juga menghadapi ortu seperti ini. But they mean no harm. Ini adalah bentuk perhatian mereka. Oleh karenanya, nggak perlu langsung antipati saat “alarm” tersebut berbunyi. Karena jika ortu seperti ini dilawan, mereka malah akan lebih bersikap strick. Solusinya, simpel saja. Tunjukkan bahwa kita bisa bertanggung jawab tanpa terus-terusan diingatkan. Misalnya, dengan belajar atau membereskan kamar tanpa perlu disuruh.

Ortu Tipe Jam Tangan
Karakter: Nempeeeel melulu sama kita. Mereka nggak bisa melepaskan kita sendirian.

How to deal: Tingkat kekhawatiran ortu tipe ini lebih menonjol ketimbang ortu yang lain. Positifnya, mereka amat sangat dekat sama kita. Tapi kalau dibiarkan, kita akan terus seperti anak kecil. Langkah yang bisa diambil adalah membahas hal ini dengan orang tua. Kita bisa berterus terang dan bilang kalau nggak setiap saat kita perlu didampingi. Nah, sekalinya, kita “dilepaskan”, lakukan dengan baik. Seperti dengan memberi kabar dan nggak pulang telat. Kalau sudah begitu mereka akan lebih mudah membiarkan kita untuk mandiri.

Ortu Tipe Jam Pasir
Karakter: “Loose” banget, seperti jam pasir yang terus mengalir. Bisa dibilang, inilah tipe ortu yang cenderung membebaskan anak-anaknya. Mau ini itu, boleh-boleh saja. Nggak ada aturan yang tegas di rumah.

How to deal: Asyiknya, orang tua seperti ini demokratis serta berpikiran terbuka. Tapi saking santainya, mereka jadi terkesan cuek. Kebebasan yang diberikan pun, bisa berimbas negatif. Misalnya, gara-gara ortu nggak mengingatkan masalah pelajaran, nilai kita jadi jelek. Atau kita jadi nggak terbiasa berdisiplin. Sebenarnya, orang tua seperti ini, menuntut kita untuk lebih aktif berkomunikasi dengan mereka. Soalnya, kalau cuma diam mereka mengira semua baik-baik saja. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar