Rabu, 26 Oktober 2011

contoh laporan elektrolisis NaBr

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang Masalah
Elektrolisis yaitu peristiwa penguraian atas suatu larutan elektrolit yang telah dilaliri oleh aurs listrik searah. Sedangkan sel di mana terjadinya reaksi tersebut disebut sel elektrolisis. Sel elektrolisis terdiri dari larutan yang dapat menghantarkan listrik yang disebut elektrolit, dan dua buah elektroda yang berfungsi sebagai katoda.
Reaksi-reaksi elektrolisis bergantung pada potensial electrode, konsentrasi, dan over potensial dari spesi yang terdapat dalam sel elektrolisis. Pada sel elektrolisis katode bermuatan negative, sedangkan anode bermuatan positif. Kemudian kation direduksi di katode, sedangkan anion diosidasi di anode.
Elektrolisis mempunyai banyak keguanaan, di antaranya yaitu dapat memperoleh unsure-unsur logam, halogen, gas hidrogen dan gas oksigen, keudian dapat menghitung konsentrasi ion logam dalam suatu larutan, digunakan dalam pemurnian suatu logam, serta salah satu proses elektrolisis yang popular adalah penyepuhan, yaitu melapisi permukaan suatu logam dengan logam lain.
Seperti yang telah diketahui di atas, elektrolisis mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga penting agar mahasiswa melakukan praktikum ini agar mahasiswa lebih mengetahui dan dapat mempelajari proses dari elktrolisis.
Elektrokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara perubahan zat dan arus listrik yang berlangsung dalam sel elektrokimia. Dalam kehidupan sehari-hari penerapan elektrolisis sangat banyak, misalnya dalam dunia industri seperti pemurnian logam.Oleh karena itu, pemahaman akan elektrolisis sangat penting, dan melalui percobaan ini diharapkan praktikan mendapatkan lebih banyak pengetahuan.

1.2              Rumusan Masalah
1.2.1                    Warna larutan di anoda ?
1.2.2                    Bau larutan di anoda ?
1.2.3                    Zat berwarna yang terjadi di anoda adalah ?
1.2.4                    Warna larutan di katoda setelah ditambah phenolphthalein adalah ?
1.2.5                    Sifat larutan di katoda adalah ?
1.2.6                    Reaksi Elektrolisis larutan NaBr adalah ?

1.3              Tujuan Penelitian
1.3.1                    Mengetahui proses elektrolisis pada larutan NaBr dengan elektroda C
1.3.2                    Mengetahui perubahan yang terjadi pada katoda dan anoda dari proses elektrolisis

1.4              Manfaat Penelitian
1.4.1                    Untuk mengetahui proses elektrolisis pada larutan NaBr dengan elektroda C
1.4.2                    Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada katoda dan anoda dari proses elektrolisis







BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Elektrokimia adalah kajian reaksi redoks yang dilaksanakan sedemikian sehingga di dalam system itu dapat ditentukan  potensial listrik yang dapat diukur. Di dalamsebuah sel volta sebuah reaksi redoks spontan membangkitkan arus listrik yang mengalir lewat rangkaian luar. Semua sel elektrokimia harus mempunyai rangkaian dalam, ion dapat mengalir dalam bentuk ionnya berdifusi. Beberapa tipe sel tertentu menggunakan jembatan garam unuk maksud tertentu. Dalam masing-masing sel oksidasi berlangsung pada anoda dan reduksi berlangsung pada katoda (Keenan,1992).
Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda yang tercelup dalam elektrolit. Ketika tegangan diberikan terhadap elektroda itu. Elektroda yang bermuatan positif disebut anoda dan elektroda yang bermuatan negatif disebut katoda. Elektroda seperti platina yang hanya mentransfer electron dari larutan disebut electron inert. Elektroda reaktif adalah elektroda yang secara kimia memasuki reaksi elektroda selama elektrolisis, terjadilah reduksi pada katoda dan oksidsi padaanoda. Gambaran umum tipe reaksi elektroda dapat diringkas sebagai berikut:
·    Arus listrik yang membawa ion akan diubah pada elektroda
·    Ion negatif yang sulit dibebaskan pada katoda menyebabkan pengurangan H2O dan pembentukan H2 dan OH- dan absorpsi electron.
·    Ion negatif yang sulit dibebaskan pada anoda menyebabkanpengurangan H2O dan electron
(Dogra, 1998).
Sel galvani menghasilkan arus listrik bila reaksi berlangsung spontan. Sel elektrolit menggunakan elektrolit untuk menghasilkan perubahan kimia. Proses elektrolisis meliputi pendorongan arus listrik melalui sel untuk menghasilkan perubahan kimia dimana potensi potensial sel adalah negatif (Strjer, 1994).
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh suatu arus listrik. Jika dalam sel volta energi kimia diubah menjadi energi listrik, maka dalam sel elektrolisis yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu energi listrik diubah menjadi energi kimia. Dengan mengalirkan arus listrik ke dalam suatu larutan atau leburan elektrolit, akan diperoleh reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis. Faktor yang menentukan reaksi kimia elektrolisis antara lain konsentrasi (keaktifan) elektrolit yang berbeda ada yang bersifat inert (tak aktif) dan elektoda tak inert. Hasil elektrolisis dapat disimpulkan ; reaksi pada katoda (katoda tidak berperan) ada K+, Ca2+, Na+, H+. Dari asam dan logam lain (Cu2+), reaksi pada anoda, untuk anoda inert ada OH-, Cl-, Br-, dan I- dan sisa asam lainnya serta anoda tidak inert (bukan Pt dan C) (Anshory, 1984).
Dalam elektrolisis, sumber aliran listrik digunakan untuk mendesak electron agar mengalir dalam arah yang berlawanan denga aliran spontan. Hubungan antara jumlah energi listrik yang dikonsumsi dan perubahan kimia yang dihasilkan dalam elektrolisis merupakan salah satu persoalan penting yang dicarikan jawabannya oleh Michael Faraday (1791-1867). Hukum faraday pertama tentang tentang elektrolisis menyatakan bahwa “jumlah perubahan kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya muatan listrik yang melewati suatu elektrolisis”. Hukum kedua tentang elektrolisis menyatakan bahwa : “Sejumlah tertentu arus listrik menghasilkan jumlah ekivalen yang sama dari benda apa saja dalam suatu elektrolisis” (Petrucci, 1985).
Untuk menginduksi arus agar mengalir melewati sel elektrokimia, dan menghasilkan reaksi sel non-spontan, selisih potensial yang diberikan harus melebihi potensial arus-nol sekurang-kurangnya sebesar potensial lebih sel, yaitu jumlah potensial ubin pada kedua elektroda dan penurunan ohm(I x R) yang disebabkan oleh arus yang melewati elektrolit. Potensial tambahan yang diperlukan untuk mencapai laju reaksi yang dapat terdeteksi, mungkin harus besar, jika rapatan arus pertukaran pada elektrodanya kecil. Dengan alas an yang sama, sel galvanu menghasilkan potensial lebih kecil ketimbang pada kondisi arus nol (Atkins, 1990).


BAB III METODE PENELITIAN

3.1              Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hari/tanggal    : Sabtu/15 Oktober 2011
Waktu             : 10.20 – 12.40
Tempat            : Lab Kimia
3.2              Alat dan Bahan
3.2.1                    Alat – alat :
·         Tabung U
·         Gelas reaksi
·         Tiang statif dan klem
·         Pipa tetes
·         Elektroda karbon
·         Plat tetes
·         Power supply
3.2.2                    Bahan – bahan :
·         Indikator phenolphthalein
·         Larutan NaBr
3.3              Langkah kerja :
·         Masukkan larutan NaBr kedalam tabung U sampai kira-kira 1 cm
·         Masukkan kedua elektroda kedalam masing-masing mulut tabung
·         Alirkan listrik dari rangkaian yang telah disediakan
·         Amati proses pada kedua elektroda
·         Ambil 10 tetes larutan yang terjadi di anoda dan masukkan kedalam plat tetes, kemudian cium baunya
·         Ambil 10 tetes larutan yang terjadi di katoda dan tambahkan 2 tetes larutan phenolphthalein

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel hasi penelitian :
No
Larutan yang di elektrolisis
Pada Larutan
Pada Elektroda
1
NaBr
Anoda (+) berwarna kuning
Katoda (-) akan berwarna merah keunguan jika ditambahkan phenolphthalein
Anoda (+) tidak ada gelembung
Katoda (-) ada gelembung


4.2              Pembahasan
4.2.1                    Warna larutan di anoda adalah warna kuning
4.2.2                    Bau larutan di anoda adalah bau kaporit
4.2.3                    Zat berwarna yang terjadi di anoda adalah warna bening
4.2.4                    Warna larutan di katoda setelah ditambah phenolphthalein adalah merah keunguan
4.2.5                    Sifat larutan di katoda adalah basa
4.2.6                    Reaksi elektrolisis larutan NaBr :

                                                           
 



BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

5.1  Saran
·         Diharapkan memakai baju lab saat memasuki laboratorium
·         Diharapkan mematuhi segala peraturan dan prosedur yang berlaku di laboratorium demi keselamatan siswa

5.2  Kesimpulan
            Berdasarkan laporan hasil praktikum elektrolisis larutan NaBr yang bertujuan mengetahui proses elektrolisis pada larutan NaBr dengan elektroda C dan mengetahui perubahan yang terjadi pada katoda dan anoda dari proses elektrolisis, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
-          Elektroda yang terdapat di anoda (kabel merah) akan mengeluarkan warna kuning.
-          Elektroda yang terdapat di katoda (kabel hijau) akan mengeluarkan warna bening. Dan setelah larutan di katoda ditambahkan phenolphthalein (PP) warnanya berubah menjadi warna merah keunguan. Hal ini menunjukkan bahwa larutan yang terdapat pada katoda bersifat basa. Pada katoda juga dihasilkan gelembung-gelembung, hal ini menunjukkan bahwa ada gas yang dihasilkan katoda yaitu berupa gas H2 (gas hydrogen).







1 komentar: